Kama Sutra Jawa adalah BAB ke
XII dari Serat Centhini yang membahas tentang asmara. Serat Centhini
adalah Ensiklopedi Jawa Kuno yang ditulis atas prakarsa Sunan Paku
Buwana V dari Kraton Surakarta pada pertengahan abad ke 18, yang terdiri
atas 28 BAB yang mengupas berbagai aspek kehidupan manusia. BAB ke 12
tentang asmara membagi ajaran bercinta menjadi 5 (lima) titik perhatian :
a. Asmara Nala
Disebut juga sengseming nala.
Maknanya, kedua insan yang bercinta hendaknya dilandasi oleh cinta yang
muncul dari lubuk hati masing-masing. Seks bukan sekedar untuk
menyalurkan hasrat birahi belaka, namun merupakan perpaduan dua hati
yang saling mencinta dan mendamba.
b. Asmara Tura
Disebut juga sengseming pandulu.
Maksudnya, kedua insan yang bercinta hendaknya dilandasi oleh rasa
saling tertarik kepada kecantikan dan ketampanan kedua belah pihak.
c. Asmara Turida
Disebut juga Sengseming
pamirengan. Maknanya, kedua insan yang bercinta akan semakin larut dalam
asyik masyuk dengan senda gurau mesra yang membuat rangsangan pada
gendang telinga. Sepasang suami istri yang sedang bercinta akan lebih
nikmat jika si istri mengimbangi suami dengan desah-desah yang
terkendali.
d. Asmara Dana
Disebut juga sengseming pocapan.
Syair, puisi dan kata-kata mutiara sering kali dilantunkan oleh
sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.
e. Asmara Tantra
Disebut juga sengseming
pangarasan. Ciuman merupakan mantik birahi yang paling dahsyat. Kedua
insan yang sedang among tresna(saling jatuh cinta) tidak akan melupakan
ciuman, entah itu pada dahi, pipi, mata, bibir, atau bagian tubuh yang
lain. Oleh karena itu pasangan suami istri hendaknya mempelajari
teknik-teknik berciuman. Masing-masing jenis ciuman membawa kenikmatan
dan psikologis yang berbeda.
f. Asmaragama
Disebut juga sengseming salulut.
Puncak dari karonsih adalahsalulut yakni masuknya alat kelamin
laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Alat kelamin laki-laki
sebelum masuk ke dalam liang vagina harus dipastikan 4 (empat) hal,
yakni besar, panjang, keras dan hangatnya. Sedang alat kelamin perempuan
yang mampu memberikan kenikmatan laki-laki adalah yang hangat, empuk
dan menyerah.
Sumber : Purwadi, 2004
Catatan :
Karya
Sastra Jawa “Serat Centhini” telah diterbitkan dalam bahasa Inggris
atas prakarsa ibu Kestity Pringgoharjono dengan judul “The Centhini
Story : The Javanese Journey of Life”, Soewito Santoso. Marshall
Cavendish (Times Edition), Singapore 2006.
ADS HERE !!!